Posted by : Unknown Sabtu, 06 April 2013


Unik, republik ini selain lucu juga unik. Banyak sekali keunikan-keunikan yang muncul di bumi republik ini, namun kadang kita tidak sadar kalau itu unik. Keunikan itu sepertinya sudah melebur dengan pandangan umum dan kebiasaan. Tapi entahlah kenapa ia bisa melebur begitu saja. Bisa jadi emang topeng yang digunakan sangat bagus. Entahlah!

Keunikan itu adalah penjajahan model baru ala globalisasi. Nah, kata kuncinya ada di istilah globalisasi. Banyak orang yang terpukau dengan istilah globalisasi. Globalisasi sekarang sudah menjadi pertimbangan utama dalam mengambil kebijakan. Sepertinya dunia yang luasnya ratusan miliar hektar ini sudah sangat terlalu sempit sekali. Tapi memang seperti itulah keadaannya.

Perubahan dunia, bagiku yang lahir di akhir tahun delapan puluhan saja rasanya sudah sangat drastis sekali. Apalagi orang-orang tua yang angkatan tujuh puluhan, enam puluhan, lima puluhan, dan ke bawahnya lagi yang masih bisa melihat dunia sekarang. Jika semua itu tidak dengan proses, niscaya kita akan shock melihatnya.

Era modern telah melahirkan globalisasi. Sekarang permasalahannya adalah bukan pada induknya, atau modernitas. Yang menjadi masalah sebenarnya adalah anaknya itu, globalisasi. Banyak orang mungkin tidak sadar dengan apa yang ada di balik globalisasi. Atau bisa jadi seperti yang dikatakan di atas tadi, topengnya begitu bagus kelihatannya.

Globalisasi itu adalah bentuk penjajahan model baru. Yang menjajah bukan lagi siapa yang kuat bertempur, tapi siapa yang cerdas dalam bersaing. Karena dunia dlobalisasi dipenuhi dengan sengitnya berbagai persaingan. Siapa yang bisa unggul dalam persaingan, maka dia yang keluar sebagai penjajah. Dan yang kalah dalam persaingan, maka dia lah yang akan terjajah.

Lantas bagaimana dengan republik kita sekarang ini? Sudah bisa menjajah atau masih terjajah? Sepertinya semua rakyat Indonesia sudah bisa menjawabnya dengan gampang dan tanpa berpikir panjang.

Coba saja kita perhatikan lingkungan di sekitar kita! Republik ini masih belum bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Bahkan masih belum mampu tuk menjadi pasar besar untuk diri sendiri. Banyak pasar yang ada, tapi pemainnya kebanyakan bukan asli pribumi.

Bahkan lebih parah lagi, jika terjadi ketimpangan kebijakan. Misalkan, petinggi kita tenyata lebih mementingkan produksi asing, sementara produksi asli pribumi sendiri sebenarnya ada. Akhirnya kita tidak lagi bisa menjadi pasar di republik sendiri, justru hanya menjadi pasar bagi orang lain. Dan inilah yang implementasi dari globalisasi.

Jadi, dari pada kita jadi pasar buat orang asing, mending kita buka pasar buat orang asli pribumi aja. Dan lebih bagus lagi jika kita bisa membuka pasar di tanah orang lain.[]

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Katalog

Arsip

Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Notes of Sadzali -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -