Posted by : Unknown Sabtu, 06 April 2013


 “Mengapa Pak Habibie tidak berbicara sesuai dengan tema yang terpampang di atas panggung?” Itulah pertanyaan yang muncul di benakku usai menghadiri Dialog Umum bersama Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie di Azhar Confrention Center, pada 6 Juni 2011. Seingatku, tema yang ada adalah “Indonesia Pasca Reformasi dan Peranan Lulus Al-Azhar”.

Pikiran nakalku berucap, “Alaaah, kebiasaan orang besar emang ngomongnya sa enak edewe doank!” Mungkin itu kesimpulan singkat tanpa proses kontemplasi yang aku ambil. Mungkin terdapat unsur ‘sebel’ juga, karena sejak pertama berangkat aku ingin mengetahuai lebih dalam tentang reformasi Indonesia. Karena aku menilai sepertinya ada yang salah dengan reformasi di negara kita tahun 1998 itu.

Pak Habibie memulai pembicaraan dengan bercerita tentang kolam renang yang ada di kediamannya di Jerman. Lalu selanjutnya masuk ke dalam mukaddimahnya, menceritakan seorang pemuda Mesir yang bertanya, “Bisakah Mesir menjadi negara maju di tahun 2020?”

Selanjutnya beliau menjelaskan tiga elemen penting yang menjadi poin penting kemajuan suatu bangsa. Tiga elemen itu adalah budaya, agama dan ilmu pengetahuan. Menurut beliau, Mesir sudah memiliki dua elemen pertama, budaya dan agama. Tapi sayangnya Mesir masih belum memiliki elemen terakhir, yaitu ilmu pengetahuan.

Begitu juga dengan Indonesia, menurut beliau negara kita sudah memiliki elemen budaya untuk bisa maju. Dan kita (mahasiswa Al-Azhar) yang menuntut ilmu agama merupakan elemen kedua bagi bangsa Indonesia. Sedangkan elemen terakhir, cikal-bakalnya sudah ada.

Kalau dihitung-hitung secara matematika kasar, mungkin sebanyak 70% pembicaraan Pak Habibie lebih kerkutat sekitar sains dan kemajuan teknologi. Atau lebih tepatnya elemen ketiga tadi. Hanya sedikit yang menyinggung elemen pertama dan kedua.

Tidak sekedar berbicara saja, beliau juga menayangkan slideshow yang berisikan gambar-gambar produksi Indonesia asli. Di sana ada gambar-gambar kereta api, kapal, pesawat terbang, dan yang berkenaan tentang teknologi hasil produksi Indonesia.

Mengapa demikian? Apa sebenarnya maksud Pak Habibie dengan semua itu?

Setelah aku coba untuk mencerna lagi apa yang disampaikan Pak Habibie, aku baru ingat kalau beberapa hari lalu aku sempat membaca Republika yang melansir bahwa Habibie ingin mengembalikan 48.000 ilmuwan Indonesia yang di luar negeri ke Indonesia. Seingat ku, dalam berita itu dikatakan, Habibie ingin kembali merancang kemajuan Indonesia di bidang industri dan teknologi.

Kemarin, Pak Habibie juga sempat menyinggung angka 48.000 ilmuwan Indonesia itu. Namun beliau tidak serta merta mengatakan program untuk Indonesia itu.

Jadi yang aku tangkap dari maksud pembicaraan Pak Habibie yang panjang lebar itu adalah, ingin menumbuhkan rasa optimisme di diri kita bahwa INDONESIA itu MAMPU dan BISA. Beliau sengaja mempersilahkan kepada hadirin untuk mengcopy file slideshow yang ditayangkan itu. Lalu beliau menyurug agar kita memperlihatkannya kepada teman-teman yang dari negara lain, termasuk Malaysia, dan bilang, “Ini lho produk asli buatan Indonesia,,,!!!”

Dan yang terpenting, Pak Habibie juga mengajak kepada elemen agama ini sepulang nanti, agar bersama-sama membina masyarakat Indonesia di masjid dan di mana pun, dalam ceramah dan apapun, untuk turut memahamkan pentingnya ilmu pengetahuan. Dan tentunya adalah ilmu pengetahuan yang diimbangi dengan landasan agama. IMTAQ dan IPTEK.

Sekali lagi, Pak Habibie ingin kita optimis memandang masa depan Indonesia. Kita jangan cuman bisa mengkritik negara kita tanpa mau membangunnya. Jika masih ada rasa pesimis dalam hati kita akan kemajuan Indonesia, maka segeralah menggantinya dengan optimisme.

So the last, yang paling terpenting dari itu semua adalah, Pak Habibie telah membuktikan bahwa Islam bukan menjadi penghalang kemajuan Indonesia. Bahkan justru Islam menjadi landasan utama kemajuan itu. Dan secara tidak langsung ini sudah menjawab tantangan sekularisme yang berkembang di negara kita. Wallahu’alam.[] 
Shaqr Quraisy, 7 Juni 2011.

{ 1 komentar... read them below or add one }

Katalog

Arsip

Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Notes of Sadzali -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -