Posted by : Unknown Sabtu, 06 April 2013


Sering kali setiap menulis berita yang memuat kata ‘Israel’, atau yang judul beritanya ada kata ‘Israel’, tulisan saya selalu diedit oleh redaktur. Contohnya berita yang saya kasih judul, Peringatan Nakbah: 15 Syahid Akibat Bentrokan dengan Israel, ketika dimuat judul tersebut telah berubah. Kata ‘Israel’ diganti dengan ‘Zionis’.

Setelah beberapa kali mengalami hal tersebut, lantas masalah penggunaan kata ‘Israel’ dan ‘Zionis’ ini saya coba diskusikan di milis wartawan Hidayatullah. Meski sebelumnya diskusi ini sudah pernah ada di milis tersebut, namun ketika itu saya masih penasaran dengan pendapat beserta hujah kenapa harus menggunakan ‘Zionis’.

Awalnya, saya lebih suka menggunakan kata ‘Israel’ untuk menunjukkan orang Yahudi. Alasannya, Al-Qur’an sendiri telah menjelaskan bagaimana watak kaum Israel. Citra kaum Israel yang ada di Al-Qur’an itu negatif. Sementara kalau kita menggunakan kata ‘Zionis’, maka, menurut saya, sama saja secara tidak langsung kita mendukung missi Zionisme. Kata ‘Zionis’ adalah istilah yang ditelurkan oleh mereka sendiri, dan memiliki missi persatuan orang Yahudi. Jadi ketika kita menggunakan kata itu, maka sama saja kita mendukung missi zion mereka.

Pendapat saya disanggah oleh salah seorang senior saya. Beliau beranggapan bahwa jika menggunakan kata ‘Israel’, maka sama saja dengan mendukung berdirinya negara Israel. Sementara kita sendiri tidak pernah menyatakan dukungan berdirinya negara Israel. Orang-orang Yahudi menamain Israel sebagai ‘negara’ mereka.

Oh, ternyata saya melihat titik perbedaan pendapat ini. Jika senior saya itu melihatnya sebagai ‘negara’, maka berbeda dengan saya yang melihatnya sebagai ‘kaum’.

Namun akhirnya redaktur turun tangan dalam diskusi ini. Beliau mengatakan, penggunaan ‘Zionis’ dan Yahudi itu untuk membedakan Yahudi yang politik dan tidak. Karena banyak orang Yahudi yang juga anti penjajahan Israel terjadap bangsa Palestina. Mereka yang anti itu, bisa tersinggung jika disebut Yahudi. Mereka umumnya, lebih suka mengatakan, yang menjajah itu "Zionis", karena zionisme nya itu mereka menghalalkan segala cara.

Di Inggris banyak para rabbi anti Zionis mendukung umat Islam dan demo boikot. Ini sama halnya dengan relawan kemanusiaan anti Zionis yang terdiri dari par rabbi Yahudi (lupa namanya). Juga para pastur/pendeta. Misalnya; Uskup Illariona Kappuchi.

"Gerakan kembali ke bukit Zion" (Zionisme) menjadi gerakan politik ketika diarahkan  Theodor Herzl  tahun 1882 di Wina. Ia memberi bentuk sistematis doktrin itu dalam bukunya, Der Judenstaat (Negara Yahudi). Dan itulah Kongres Zionis Sedunia pertama di Basel pada tahun 1897.

Zionisme politik inilah yang menjadi sumber masalah sekarang. Karena itulah pemimpin spiritual Syi'ah, Khamenei mengatakan, "Kami tahu bahwa komunitas Yahudi sungguh berbeda dengan komunitas Zionis. Kami melawan kaum zionis. Perlawanan kami muncul dari kenyataan bahwa mereka melawan semua agama. Mereka bukanlah kaum Yahudi. Mereka adalah kelompok gerakan politik -yang menyebut diri mereka Yahudi- yang melakukan aksi-aksi tertentu."

Hidayatullah memutuskan memakai sebutan ‘Zionisme-Israel’ atau ‘Zionis’ saja, untuk membedakan dengan orang Yahudi yang tidak punya kepentingan ‘menjajah’ Palestina. Keputusan ini bukan mengarang. Keputusan ini didasarkan pada fatwa ulama pejuang Palestina sendiri, Syeikh Mustafa Bugho yang saat ini beliau berkedudukan di tanah Syam. 

"Umat Islam mulai hari ini jangan menggunakan istilah `Israel' bagi bangsa dan negara Yahudi yang menjajah tanah suci Palestina (sejak tahun 1948)," demikian disampaikan Syeikh Mustafa Bugho, salah satu ulama terkemuka di negeri Syam, dalam khutbah Jum'atnya kemarin di Masjid Zainal Abidin di kota Damaskus. (Dikutip dari Sahabatalaqsha.com)

Israel, jelas Syeikh Bugho, adalah nama lain dari Nabi Allah Ya'qub `alayhissalam, atau di riwayat lain Israel nama salah satu keturunan Nabi Ya'qub. Sedangkan orang Yahudi yang sekarang menjajah Palestina sudah sangat melenceng agamanya maupun cara hidupnya dari tuntunan Nabi Ya'qub.

Kenyataannya, orang-orang Yahudi yang menjajah dan menteror Palestina dan ingin menghancurkan Masjidil Aqsha saat ini memang menyebut diri mereka sebagai Zionis.

Begitulah hujah yang memilih lebih suka menggunakan ‘Zionis’ daripada ‘Israel’.

Setelah mendengar alasan-alasan tersebut, maka saya pun akhirnya mendapatkan pencerahan pandangan mengenai penyematan yang lebih baik untuk penjajah bumi Palestina tersebut. Wallahu’alam.[]

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Katalog

Arsip

Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Notes of Sadzali -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -