Posted by : Unknown Minggu, 07 April 2013


Menikmati teh di pagi hari sambil menyantab berita memang asyik. Pagi tadi beberapa kantor berita internasional seperti Al-Jazeera, Al-Arabiya dan BBC sudah berkicau dengan laporan khusus mereka. Topik yang dibahas sama, yaitu kabar kematian Usamah Bin Laden. Kematian pimpinan tertinggi jaringan Al-Qaidah ini telah dinyatakan secara resmi oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Ratusan warga Amerika di Washington dan New York langsung berkumpul, menyusul pernyataan Obama itu. Mereka merayakan ‘kemenangan’ Amerika dalam memerangi kelompok yang dianggap sebagai teroris. Bendera Amerika dikibar-kibarkan dengan penuh kebanggaan. Terlebih lagi Obama dengan tegas menyatakan bahwa yang berhasil membunuh Usamah adalah tentara Amerika Serikat sendiri.

Sambil menyimak berita-berita kematian Usamah itu, aku lalu tersenyum dan teringat sebuah diskusi ringan dengan seorang insinyur tetangga rumahku. Diskusi ini terjadi saat aku silaturrahim usai pulang evakuasi lalu. Entah bagaimana, pembicaraan kami berdua lalu menjurus ke sosok yang dicari-cari Amerika itu, Usamah Bin Laden. Lebih tepatnya mungkin bukan diskusi, tapi mendengarkan ceramah analisa.

Sebelumnya, ini terlepas dari benar tidaknya pemberitaan kematian Usamah tersebut, dan bagaimana perkembangan berita selanjutnya.

Sepengetahuanku, insinyur ini memang gemar membaca buku-buku tentang Hari Kiamat, Djjal, Imam Mahdi, dan sejenisnya. Beliau juga pelanggan majalah Sabili, majalah yang sebagian besar orang menilainya termasuk dalam genre ‘radikal’. Maka wajar menurutku jika kemudian beliau suka diskusi dengan tema yang menjurus ke sana.

Mungkin dari bacaan-bacaan yang telah ditelaah, serta analisa-analisa lainnya dari berbagai segi, beliau lalu berkesimpulan kalau Usamah Bin Laden itulah sebenarnya sosok Imam Mahdi yang akan keluar di akhir zaman. Dalil yang beliau gunakan adalah hadits Nabi yang menceritakan tentang kemunculan Imam Mahdi di akhir zaman. Analisanya, beliau menunjukkan bukti kesamaan ciri-ciri Imam Mahdi yang ada di dalam hadits itu, dengan karakteristik Usamah Bin Laden. Ada beberapa poin kesamaan yang beliau terangkan. Salah satunya yang masih aku ingat adalah, hilangnya Usamah Bin Laden dan tidak diketahui keberadaannya. Ketika itu memang berita-berita tengah kehilangan jejak Usamah. Dan beliau berkeyakinan, Usamah akan muncul nanti sebagai Imam Mahdi. Wallahu’alam.

Aku hanya bisa mengangguk, senyum, menginggihkan dan mengikuti alur pemikirannya. Di samping niat awal bertamunya untuk silaturrahim, bukan diskusi, aku juga kurang enak jika harus berargumen kepada beliau. Pertama, karena baliau jauh lebih tua dariku. Lebih tepatnya adalah ayah dari temanku sendiri. Kedua, karena budaya senioritas di daerahku masih dijunjung tinggi. Ketiga, karena memang maklumatku dan analisa tentang Usamah dan Imam Mahdi sangat dangkal sekali.

Sekarang, gak tau bagaimana komentar beliau setelah mendengar berita kematian Usamah ini. Apakah argumen yang dulu berapi-api itu masih tetap dipegang, atau justru menyerah?

Setahuku, sosok Usamah Bin Laden baru booming pasca tragedi konspirasi 11 September 2001. Runtuhnya gedung tertinggi di dunia WTC dan ledakan di markas militer Pentagon telah membuka lembaran baru sejarah dunia, khususnya hubungan antara Barat dan Islam. Citra negatif Islam sebagai pengajar radikalisme dan terorisme lalu mencuat di Barat. Islamofobia berkembang pesat. Selanjutnya dua tokoh utama yang menjadi incaran Amerika sebagai teroris internasional adalah Presiden Irak Saddam Hussein dan pimpinan jaringan Al-Qaidah Usamah Bin Laden.

Saddam Hussein dikampanyekan Bush sebagai orang yang terlibat secara pribadi dengan aksi 11 September. Meski dalih lain Amerika untuk menyerang Irak adalah informasi mengada-ada, adanya senjata pemusnah massal yang dikembangkan Saddam.

Sementara itu, Usamah Bin Laden dianggap sebagai tokoh intelektual utama di balik peristiwa 11 September itu. Jaringannya disebut-sebut sebagai pelaku utama penambrakan pesawat Amerika ke WTC dan Pentagon. Namun sayang, akhirnya konspirasi Amerika dalam kasus WTC dan Pentagon itu berhasil diungkap oleh sarjana Barat sendiri.

Mendengar kata konspirasi, aku teringat konspirasi terbunuhnya Lady Diana, ibu dari Pangeran William yang baru beberapa hari lalu menikah. Konspirasi ini lalu diterjemahkan dalam sebuah novel The Lady Di Conspiracy. Aku juga jadi terbayang betapa ngerinya kerja agen intelegen-intelegen seperti CIA, Mossad, MI6, dan lain-lain, untuk sebuah kepentingan. Segala cara akan dihalalkan. Salah satunya dengan teori konspirasi. Semuanya bisa saja dikonspirasi.
Kejadian 11 September itu bukan lagi sekedar teori konspirasi, melainkan sudah merupakan konspirasi. Konspirasi dinyatakan sebagai teori jika ia masih belum terbukti kebenarannya. Namun kata ‘teori’ itu akan dihilangkan dari kata ‘konspirasi’ jika semua analisa itu terbukti benar.

Seperti halnya peristiwa besar 11 September, akankah pemberitaan tentang sosok Usamah Bin Laden juga merupakan teori konspirasi?

Tapi sudahlah. Ini hanya pikiran nakal tengah bertengger di kepalaku. Aku terlalu lebay hingga menjadikannya sebuah misteri. Pirasat sotoyku berbisik, ada sesuatu tersembunyi di balik kejadian-kejadian yang dihasilkan pasca 11 September. Tapi lupakanlah. Lagi pula tidak ada bukti yang menjurus ke misteri konspirasi itu. Hehehe,,,:D

 Shaqr, 2 Mei 2011

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Katalog

Arsip

Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Notes of Sadzali -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -