Posted by : Unknown Minggu, 07 April 2013


Ada hal yang unik bagi saya pribadi mengenai kedudukan agama dalam diri individu masing-masing. Secara merata, mungkin setiap orang yang beragama tentu akan mengakui agamanya masing-masing. Dalam ranah ini, agama bagi mereka adalah sesuatu yang sangat penting. Bahkan bisa jadi pentingnya melebihi sebuah status kewarganegaraan. Karena agama memiliki dimensi aneh yang dapat membuat seseorang menjadi terikat, atau paling tidak merasa satu emosional dengan rekan seagamanya.

Lebih dari itu, bahkan status agama juga menjadi bagian dari catatan sipil. Artinya, agama seseorang adalah sebuah identitas yang penting dalam kehidupannya. Ya mungkin hal ini akan berbeda lagi dengan orang-orang atheis.

Ada istilah menarik yang berkembang sekarang, “Islam KTP”. Bahkan istilah ini sudah menjadi nama sinetron di televisi. Istilah ini mungkin muncul di saat orang-orang yang mengaku beragama Islam, tapi tidak benar-benar menjalankan keislamannya. Sehingga yang ada hanyalah status di KTP, beragama Islam.

Ternyata hal ini tidak terjadi di kalangan umat Islam di Indonesia saja. Di Barat, khususnya di Inggris, juga demikian. British Humanist Association (BHA), sebuah organisasi sosial yang mewakili dan mendukung kepentingan orang-orang yang tidak beragama di Inggris, telah mempublikasikan hasil penelitiannya. Mereka mencatat, sebanyak 61% orang di England dan Wales menyatakan beragama, dan sisanya sebanyak 31% mencentang kotak 'tidak beragama'.

Dari yang mengaku beragama tersebut, sebanyak 53% memberi tanda pada kotak 'Kristen'. Dan sisanya mencentang 'agama lain' (7,22%). Namun, ketika di survey tersebut mereka ditanya apakah religius atau tidak?, hanya 29% yang menjawab mengaku religius, sedangkan 65% menjawab 'tidak'. Dan kebanyakan orang di Inggris dan Wales (63%) mengaku tidak mendatangi rumah ibadah untuk melakukan peribadatan dalam satu tahun terakhir ini.

Di Skotlandia juga demikian. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Humanist Society of Scotland (HSS), sebanyak 56% mengaku tidak religius, dan hanya 35% yang mengaku religius.

Akhirnya, BHA malah menghimbau kepada masyarakat Inggris agar tidak mengaku beragama saja, jika menganggap agama tidak penting dalam kehidupannya.

Menarik dan unik bukan? Kedudukan agama sekarang tidak lebih hanya sekedar status saja bagi kalangan orang. Sekedar berbaik sangka, bagi mereka yang tidak agamis, mungkin menganggap agama bukanlah ritual-ritual saja, namun yang terpenting adalah urgensi keimanannya. Tapi apakah memang benar demikian? Saya rasa tidak ada agama di dunia ini yang tidak memiliki ritual keagamaan yang harus dilakukan.

Jika wabah ini terus berkembang pesat, maka tidak perlu ada sekularisasi pun, masyarakat nantinya akan menjadi sekuler dengan sendirinya. Bahkan istilah “sekuler” tidak perlu lagi dideklarasikan, jiwa “sekuler” akan terbentuk sendirinya dalam diri orang-orang beragama. Wallahu’alam.[]

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Katalog

Arsip

Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Notes of Sadzali -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -