Posted by : Unknown Jumat, 02 Agustus 2013

Dari jarak lebih dari lima ratusan meter, nenek tua didampingi oleh dua orang anaknya berjalan cukup cepat. Mereka bertiga menggunakan pakaian abaya hitam. Tujuannya adalah lapangan Masjid Rabiah Adawiyah, Nasr City, Kairo. 

Bukan hanya satu nenek tua itu saja yang turut berpartisipasi dalam aksi demonstrasi bertajuk Jutaan Umat Melindungi Revolusi ini. Jutaan orang berkumpul sejak shalat Jumat. Hingga selepas Asar dan bahkan menjelang Magrib masih ada yang datang untuk bergabung.

Jika dilihat dari kamera orang yang mangambil gambar dari menara Masjid Rabiah Adawiyah, bundaran kawasan Rab’ah yang berdekatan dengan Kementerian Pertahanan Mesir ini seperti kumpulan kawanan semut. Di depan Masjid didirikan panggung yang tidak terlalu besar untuk berorasi.

Radius seratus meter dari pusat kerumunan orang, jalan dipagari dengan pagar besi layaknya berfungsi seperti pintu masuk yang dijaga oleh beberapa orang. Setiap orang yang ingin masuk kawasan utama demonstrasi diminta memperlihatkan tanda pengenal atau kartu tanda penduduk.

Banyak hal yang dilakukan demonstran. Ada yang berkumpul duduk-duduk santai di trotoar jalan. Ada yang berkeliling membawa bendera, membawa poster Presiden Mursy, spanduk dengan berbagai macam tulisan, dan lain sebagainya. Ada juga yang membagikan air minum gratis dari atas sebuah mobil pick up. Selain itu ada juga yang memanfaatkan momen ini untuk berjualan.

Dari sebuah mobil yang mengangkut sound sistem, seorang anak kecil yang duduk di atas pundak seorang muda menyampaikan orasi kecilnya. Orasinya berbentuk seperti syair yang mengagung-agungkan sosok seorang Shalahuddin al-Ayyubi yang melalui Mesir dapat membebaskan tanah Palestina. Di ujung orasinya ia pun berteriak, “Kullina Shalahuddin!” Kita semua adalah Shalahuddin. Teriakan inipun diikuti oleh orang-orang yang bergerumul di sekitarnya.

Semakin dekat dengan panggung utama dan bundaran Masjid Rabiah Adawiyah, kerumunan orang semakin padat dan sesak. Tidak hanya bendera Mesir, poster Presiden Mursy, ataupun atribut yang berkenaan dengan Ikhwanul Muslimin dan Partai Kebebasan dan Keadilan yang diusung. Beberapa bendera dan atribut kelompok lainnya juga turut diusung. 

Di bawah berdera Partai Wasith, seseorang mengatakan, “Kami semua pendukung Mursy. Ia adalah presiden yang sah secara konstitusi dan melalui pemilihan umum. Presiden Mursy adalah orang Islam yang taat, bahkan hafal al-Quran.”

“Aksi demonstrasi 30 Juni mendatang adalah milik orang-orang liberal dan sekuler yang menginginkan Mesir tanpa agama,” tegasnya lebih ketika ditanya pendapatnya tentang rencana oposisi untuk menggulingkan Mursy pada 30 Juni 2013.

Di panggung utama, tokoh demi tokoh secara bergantian menyampaikan orasi yang intinya adalah mendukung Presiden Mursy. Bahkan salah seorang orator dengan lantang melayangkan kritik pedasnya terhadap Grand Syaikh al-Azhar, Ahmad Thayyib yang disebutnya telah mengeluarkan fatwa batil, yaitu memperbolehkan melakukan aksi demonstrasi menentang Presiden. Fatwa Syaikh al-Azhar ini dinilainya telah mendukung oposisi untuk menggulingkan Presiden Mursy.

Aksi demonstrasi ini tidak hanya diwarnai dengan orasi dan teriakan-teriakan mendukung Presiden Mursy, melainkan juga diisi dengan kegiatan lainnya. Misalnya, Egyptian Co Operation and Relief Foundation membuka pos penggalangan dana untuk korban konflik Suriah. 

Ada juga beberapa orang yang berkeliling membawa blangko nama guna mengumpulkan tanda tangan mendukung Presiden Mursy. Setiap orang yang ingin memberikan tanda tangannya diharuskan menunjukkan kartu tanda penduduk dan menuliskan nomor KTP-nya itu di samping tanda tangannya.
“Ayo dukung Presiden Mursy dan bubuhkan tanda tangan Anda!” seru orang tua mengajak setiap orang yang melewatinya.

Selain itu, ada juga yang membagikan selebaran fotocopy yang isinya menentang gerakan Pemberontakan yang dimotori oleh kubu oposisi sejak beberapa hari lalu. Gerakan Pemberontakan ini juga menyebarkan selebaran dan mengumpulkan tanda tangan orang-orang yang mendukung penggulingan Presiden Mursy.

Aksi Jutaan Umat Melindungi Revolusi yang dimotori oleh Ikhwanul Muslimin dan diikuti oleh lebih dari 30 kelompok Islam, partai dan koalisi, serta gerakan revolusioner ini terus berlangsung hingga malam hari. Sampai selepas waktu Isa, jutaan pendukung Presiden Mursy ini masih belum beranjak dari lapangan Masjid Rabiah Adawiyah.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Katalog

Arsip

Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Notes of Sadzali -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -